Peran Perpustakaan Dalam Literasi Informasi

Peran perpustakaan dalam literasi informasi memang menjadi tantangan bagi perpustakaan yang masih berat, sebab perpustakaan konvensional seakan-akan tenggelam akibat kehadiran teknologi informasi yang tidak dapat disangkal ini.

Lantas, seberapa besar dan seberapa jauh peran perpustakaan dalam literasi informasi? Apakah benar kehadiran perpustakaan mampu menarik minat hati kawula muda? dulu perpustakaan menjadi sumber dasar untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Tetapi sekarang? Belum tentu demikian. 

Kini bisa dapatkan informasi hanya dengan duduk manis, tidak perlu membuang waktu perjalanan ke perpustakaan. Duduk manis, semua informasi yang dicari pun mudah didapatkan. Bahkan kini kita tidak perlu mencari, informasi hadir memberitahu secara otomatis. 

Peran Perpustakaan Dalam Literasi Informasi

Ada yang beranggapan bahwa peran perpustakaan dalam literasi informasi di era saat ini, tidak lagi begitu berperan. Kehadiran perpustakaan hanya sebatas bangunan yang menyimpan koleksi buku. Bagi saya, ini sudut pandang yang kurang enak di dengar. Satu sisi, ini tamparan bagi perpustakaan untuk kembali bergeliat bahwa eksistensi perpustakaan bisa bersaing dengan literasi informasi yang sifatnya digital. 

Bagi pengguna atau pustakawan memang harus mampu berpikir terbuka melihat perubahan zaman yang terjadi dikalangan anak muda saat ini dan juga kemajuan zaman yang mengubah pola hidup. Tidak dapat dipungkiri, mereka tidak bisa lepas dari kecanggihan teknologi, bahkan bayi yang baru saja menatap dunia pun bisa menggunakan teknologi dan mengakses literasi informasi.

Affiliate Buku

Belum lagi masalah seperti lahirnya anak muda yang melek Teknologi Informasi lebih lanjut. Dengan kata lain, peran perpustakaan dalam literasi informasi semakin berat. Karena tidak hanya menghadapi anak yang balita sekalipun yang lekat teknologi. Tetapi juga menghadapi para lulusan yang banyak lulusan teknologi Informasi (TI). 

Memang satu sisi menantang, sisi yang lain sebenarnya bisa dijadikan peluang agar peran perpustakaan dalam literasi informasi ke anak muda mengena. Bagaimana caranya? Salah satunya merekrut atau mempekerjakan lulusan TI untuk mengembangkan perpustakaan secara digital. Sehingga ketika perpustakaan ingin mengadakan event, acara, atau memiliki program bagi pustakawan promosinya cepat ke telingi kaum millennial. 

Memang tidak semua lulusan TI memiliki kapasitas dan kemapuan dibidang per teknologi informasi, khususnya dunia internet dan jaringan. Dengan kata lain, butuh seleksi ketat agar tidak sekedar merekrut satu orang yang salah. Tentu saja, merekrut ahli yang berkualitas, agar mampu mewujudkan peran perpustakaan dalam literasi informasi. 

Sadar atau tidak sadar, pada dasarnya peran perpustakaan sangat membantu dalam memajukan Pendidikan. Di dalam dunia Pendidikan itu sendiri penguasaan litarasi informasi menjadi unsur yang tidak kalah penting. Memang dunia Pendidikan juga ikut andil dalam peranan memajukan dunia Pendidikan, termasuk perpustakaan. 

Maka dari itu peran perpustakaan dalam literasi informasi dituntut untuk proaktif dalam melakukan bimbingan dan pendampingan seperti pelatihan kepada masyarakat agar terwujud information competency. Lantas, apa saja bentuk dari literacy informasi di dalam perpustakaan? Yaitu adannya stand-alone courses or classes, online tutorials, workbooks, course-integrated atau releted instruction

Baca juga : 7 Tujuan Perpustakaan Dalam Meningkatkan Kualitas SDM

Lantas apa saja peran perpustakaan dalam literasi informasi dalam bentuk lain? Berikut ini merupakan penjelasannya.

1. Melayani Pengunjung

Melayani Pengunjung
Reseller Buku

Tentu saja setiap perpustakaan harus melayani pengunjung. Bentuk melayani pengunjung pun bermacam-macam. Salah satunya agar pengunjung merasa nyaman, aman dan betah di sini. Ketika pengunjung merasa aman dan nyaman, ia akan kembali lagi. Ia pun bisa memberikan review yang positif kepada lingkup pergaulannya.

Investasi jangka pangjang pun membuat circle pengunjung akan ikut datang dan begitu seterusnya. Sampai banyak pengunjung dan mendatangi perpustakaan. Tentu saja dalam konteks ini juga dibutuhkan yang namannya koleksi buku yang lengkap, agar pengunjung tidak kecewa dengan buku-buku yang mereka cari. 

Sayangnya kesadaran akan melayani pengunjung perpustakaan dengan baik tidak diterapkan disemua perpustakaan. Apalagi jika melihat jenis dan macam perpustakaan di Indonesia ini ada banyak. Ada perpustakaan pribadi, perpustakaan kampung, perpustakaan daerah dan perpustakaan umum. Dimana setiap perpustakaan memiliki jangkauan dan kontrolnya sendiri-sendiri. 

Jadi ketika ditemui pepustakaan yang judes, itu pun juga bukan salah pemerintah. Tetapi memang control dari perpustakaan sendirilah yang mengontrol. Yah paling jika pelayanan tidak memuaskan, perpustakaan akan jadi sepi dari perpustakaan yang lain.

2. Penggunaan Teknologi Secara Tepat 

Peran perpustakaan dalam literasi informasi juga penting dalam mengatur penggunaan teknologi secara tepat. Misalnya perangkat computer yang diintegrasikan untuk mencari koleksi buku-buku yang ada diperpustakaan. Jadi pengunjung cukup search di pencarian computer yang ada lokasi buku dimana dan ada stok berapa serta apakah buku tersebut boleh dipinjam atau tidak. 

Jadi ketersediaan computer di perpustakaan bukan berarti bebas mengakses semaunya pengunjung. Pihak perpustakaan tetap harus mengkontrol agar tidak terjadi penggunaan perangkat teknologi yang tidak sesuai. 

Promo Buku

Diartikel sebelumnya kita pernah menyinggung beberapa macam koleksi perpustakaan bukan? Di sana ada koleksi perpustakaan audio visual. Nah, dibeberapa perpustakaan seperti perpustakaan daerah atau perpustakaan kota ada koleksi studio yang memutar koleksi 3D ataupun 2D. ini juga salah satu penggunaan teknologi secara tepat karena yang diputar adalah video atau koleksi yang memang disimpan oleh perpustakaan sebagai koleksi audio visual. 

Baca juga : 4 Permasalahan Perpustakaan Di Indonesia

3. Melindungi Akses Bebas Terhadap Pengetahuan 

Banyak koleksi yang ada di perpustakaan. Ada koleksi buku umum, ada koleksi buku kuno sampai ada pula koleksi buku langka. Baik koleksi yang bentuknya buku ataupun dalam bentuk lain. Nah, salah satu fungsi perpustakaan dalam literasi informasi adalah melindungi akses terhadap pengetahuan, dalam hal ini adalah melindungi koleksi yang memang langka.

Melindungi dalam hal ini bukan karena tidak boleh dilihat atau dipelajari. Tetapi lebih ke konteks menjaga koleksi buku langka agar tidak mengalami kerusakan. Itu sebabnya di perpustakaan ada koleksi buku yang tidak boleh untuk dipinjam bawa pulang, hanya boleh dibaca di tempat. Hal ini dilakukan pihak perpustakaan untuk melindungi akses bebas terhadap pengetahuan. 

4. Menghormati yang Lama dan Ciptakan Hal Baru 

Peran perpustakaan dalam literasi infromasi adalah menghormati yang lama dan ciptakan hal yang baru. Seperti yang disinggung sebelumnya bahwa ada banyak koleksi. Ada koleksi lama, koleksi langka dan koleksi yang baru. Sebagai tempat arsip, perpustakaan sebenarnya memiliki peran perpustakaan dalam literasi informasi yang luar biasa. 

Perpustakaan mampu menyimpan koleksi hasil penelitian, kajian, hingga menyimpan informasi penting masa lalu. Tanpa informasi atau tulisan masa lalu, masa kini tidak bisa berperan besar, karena tidak tahu identitas dan jatidiri bangsanya. 

Baca juga : 7 Arti Literasi Digital Menurut Para Ahli

Dari sini bahwa peran perpustakaan dalam literasi informasi yang sering dianggap remeh, ternyata memilik peran yang sangat berjasa. Belum lagi terkait buku langka dan buku tua yang jumlahnya hanya dapat dihitung jari. Seperti halnya buku-buku kuno seperti buku sansekerta, yang masih ditulis tangan dan itupun jumlahnya bisa hanya satu-satunya. Maka dari itu, buku-buku masa lalu seperti itulah yang harus diabadikan.

Tinggalkan komentar