Menjadi Lebih Daripada Sekadar Bangun

Kadang kita butuh dibangunkan dari tidur untuk melakukan suatu kegiatan yang penting karena tidur kita yang terlalu nyenyak, kita meminta bantuan orang lain terlebih dahulu untuk membangunkan kita pada waktu tertentu. Itulah wake up call.

Wake Up Call yang dibahas dalam buku ini bukan tentang dibangunkan dari tidur secara nyata, namun dibangunkan dari tidur secara kiasan. Yang berarti kita terkadang butuh dibangunkan agar kita sadar bahwa sesungguhnya kita bisa lebih “bangun” lebih “hidup” menjalani kehidupan ini, buka seperti robot yang tidak “hidup”. Arti sadar adalah kita benar-benar mengerti apa yang kita lakukan, dan kita sadar tujuan dari kita melakukan kegiatan-kegiatan tersebut. Jika kita belum sadar maka kita memang perlu “wake up call”.

Kita sering membatasi diri kita, dan batasan-batasan yang kita buat itu justru menjadi penjara bagi kehidupan kita. Ironinya penjara itu kita wajarkan. Itulah yang membuat kita “tertidur” dan perlu dibangunkan jika memang ingin hidup kita benar-benar hidup.

Penjara kehidupan antara lain sebagai berikut:

  1. Pendidikan
  2. Pengalaman
  3. Bakat
  4. Keberuntungan
  5. Usia
  6. Fisik/kesehatan
  7. Kepribadian

Batasan-batasan diatas sering kita bikin-bikin sendiri dan membuat kita tidak tumbuh dan berkembang, batasan itulah yang membuat kita stagnan. Sebagai cotoh, saat kita ditunjuk untuk menduduki suatu jabatan tertentu yang lebih tinggi kita menolak dengan alasan kurang berpendidikan, kurang berpengalaman, usia masih terlalu muda dan lain-lain yang membuat kita justru berhenti bertumbuh.

Lalu, bagaimanakah caranya keluar dari penjara-penjara tersebut?

Affiliate Buku

Semua berawal dari pikiran. Ya penjara kehidupan sebenarnya asalah hasil dari pikiran kita sendiri. Pikiran ktalah yang justru sering menghambat kita sendiri. Jka kita sering berpikir negatif, maka kehidupan pun akan negative pula, begitu pula sebaliknya, jika kita berpikir positif, maka kehidupan kita pun akan positif.

Kita harus bisa mengontrol pikiran kita, sehingga kita tidak terjerumus oleh pikiran kita sendiri. Kita harus bisa memfilter informasi-informasi yang masuk ke pikiran kita, kita saring dan ambil yang positif-positif sehingga pikiran negative tidak muncul.

Setelah kita berhasil mengontrol pikiran kita sendiri, kita tentukan arah kita mau kemana. Ciptakan tujuan yang menggerakkan, yang bisa memotivasi kita untuk terus menjadi pribadi yang tumbuh.

Setelah tahu tujuan kita, kita bisa mulai menetapkan identitas diri. Siapakah kita? Siapakah diri kita yang sebenarnya? Karena sebenarnya kita sendiri yang menentukan siapa kita, bukan orang lain, maka, mau menjadi seperti apa kita, kewajiban kitalah yang menetapkannya sendiri. Bukan orang lain. Jika kita mau menjadi pribadi yang baik, maka tetapkanlah, mulai dari berpikir yang baik, dan memfilter pikiran-pikiran yang baik saja. Begitu sebaliknya.

Kita bukanlah Label yang diberikan orang lain, tapi kita jika tidak hati-hati bisa menyetujui label yang diberikan oleh orang lain.

Jadi, mau menjadi seperti apa diri kita? Kita sendiri yang menentukan. Jika belum bisa, kita perlu “bangun” dulu dari “tidur” kita ini.

[Gustraprasaja Galih Jatisantosa]

 

Sumber: Dewanto, Indra K. Wake Up Call.

Tinggalkan komentar