Kehidupan Paska Kampus

Dunia yang diidam-idamkan oleh para mahasiswa. Namun, ketika sudah tiba di sana, tidak semua (mantan) mahasiswa menikmatinya. Saat masih jadi mahasiswa, segala kesalahan masih bisa diperbaiki, ujian jeblok ikut remdial, salah mengumpulkan tugas ke dosen kemudian minta maaf dan dikumpulkan ulang, kepanitiaan kegiatan mahasiswa kemudian ada proses yang terlewati lalu buru-buru diperbaiki. Kalau toh ada yang terugikan, itu adalah kita sendiri, bukan orang lain yang merugi karena ulah kita. Bagaimana dengan kehidupan paska kampus? Apakah tindakan-tindakan salah masih bisa diperbaiki? Sebelum menjawab hal itu, ada baiknya kita tengok dulu tiga macam sektor yang bisa kita eksplorasi selepas dari kampus. 1. Sektor privat. Mudahnya, ini adalah sektor swasta. Tidak peduli apa profesi yang dituju, entah merintis usaha sebagai wirusahawan muda, meneruskan bisnis keluarga, ataupun bekerja di perusahaan swasta multinasional. Orang-orang yang menggeluti sektor privat, terdiri kaum pengusaha dan para profesional. 2. Sektor publik. Punya keinginan kuat untuk mengabdi pada negara? Atau ingin meniti karir politik sebagai dewan rakyat? Sektor inilah tempatnya. Sederhananya, ini adalah bidang dimana orang-orang yang bekerja bertempat di sektor-sektor pemerintahan, di kantor-kantor dinas kecamatan hingga kementrian, para dewan di DPR, MPR, jajaran menteri, presiden, dan berbagai staf, berada di sektor publik. Lalu, kalau dosen di universitas negeri, apakah masuk sektor ini juga? Ya. Karena dosen di universitas negeri memiliki pangkat golongan sebagai PNS juga, yang menjadikan dosen sebagai pekerjaan pengabdian pada negara. Di sektor publik ini, mayoritas dipenuhi oleh para birokrat dan diikuti oleh kaum intelektual, yaitu para dosen id universitas negeri itu tadi. Birokrat yaitu orang-orang yang berusaha mengatur jalannya pemerintahan dan urusan kenegaraan. 3. Terakhir, yaitu sektor Ketiga. Pekerjaan di bidang sektor Ketiga masih dianggap kuran prestise kalau dibandingkan dengan Sektor Privat dan Sektor Publik. Padahal, pekerjaan di sektor Ketiga sangat menantang. Karena pekerjaan sektor Ketiga tidak bertempat dalam suatu gedung kantor tapi menyatu dengan masyarakat. Sektor Ketiga senantiasa berupaya untuk memeberdayakan masyarakat, mengupayakan agar lebih banyak orang lagi memiliki hidup yang lebih banyak. Sehingga ilmu yang wajib harus dipunyai pun menjadi sangat bermacam, tergantung bidang apa yang ingin ditingkatkan di masyarakat. Apakah bidang pendidikan? Kesehatan? Atau sosial ekonominya? Sektor ketiga bergerak di luar sektor Privat dan sektor Publik. Namun, bukan berarti mereka tidak terorganisir. Pasti sudah pernah dengar NGO itu apa kan? Non-government organization. Bahasa Indonesia-nya sih, namanya LSM. LSM/ NGO ini adalah satu bentuk wadah dari dunia paska kampus di sektor Ketiga. Tiga sektor tersebut, walaupun bergerak di wilayah yang berbeda yaitu pihak swasta, pemerintah, kemasyarakatan, sebenarnya memiliki satu titik temu. Ia bisa digunakan untuk mengangkat harkat hidup orang banyak. Nah, ketika kita sudah bekerja di tiga sektor tersebut, tindakan kita menjadi ujung tombak nasib orang lain. Tidak mau bukan kalau orang lain dirugikan hidupnya karena ulah kita? Sehingga, hikmah yang bisa diambil adalah ayo kita belajar sebanyak mungkin di dunia kampus (kalau masih jadi mahasiswa). Bagaimana kalau sudah lulus? Jangan berkecil hati. Ayo kita asah kemampuan diri kita supaya kompetensi kita semakin bermanfaat bagi orang lain! by: Sarah Kartika Pratiwi – See more at: http://www.deepublish.co.id/penerbit/artikel-cerdas/62/Kehidupan-Paska-Kampus#sthash.J8sRDWQ4.dpuf

Tinggalkan komentar