KEBAJIKAN BAMBU

Kalau kita perhatikan lukisan oriental, banyak yang mengambil tanaman bambu sebagai objeknya. Tentu kita bertanya-tanya, “Mengapa bambu?” Apanya yang menarik atau unik dari tanaman ini? Padahal kalau boleh jujur dari segi keindahan masih banyak tanaman atau objek lain yang jauh lebih menarik dan indah. Mengapa harus bambu?. Ternyata bukan soal keindahan atau keunikan belaka yang menjadi dasar pertimbangan. Di dalam tanaman bambu terkandung simbolisasi nilai-nilai luhur yang diajarkan para bijak zaman dahulu.

Nilai yang pertama adalah tentang Xiao, Hauw atau Laku Bakti. Sesorang yang tidak memiliki Xiao dianggap orang yang tidak berbudi, tidak tahu terimakasih, seperti kacang lupa kulitnya. Mulai dari berbakti kepada orang tua, guru atau yang di tua kan, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara sampai pada kemanusiaan. Termasuk tanggung jawab atas kesehatan dan kebaikan diri sendiri.

Mengapa bambu yang relatif jauh lebih kecil ketimbang pepohonan lain bisa lebih lentur dan liat? Salah satu faktor penyebabnya adalah adanya ruang kosong didalam batang bambu. Ruang ini dismping bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan bunyi atau nada, juga melambangkan sifat kosong atau rendah hati (Di). Hanya orang yang rendah hati yang selalu merasa masih kurang pandai. Sehingga akan terpacu untuk belajar yang akhirnya akan menambah pengetahuan. Sikap rendah hati juga akan membuat orang lain sulit mengukur kekeuatan dan kelemahan kita.

Sifat bambu yang ketiga adalah lurus. Sifat ini melambangkan Zhoung atau kesatyaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan menghayati sikap Zhoung, orang akan tahu kapan harus berjalan maju, berhenti bahkan kapan harus berjalan mundur, sehingga ia akan mencapai cita-cita atau tempat yang tepat, pas, dan tidak belebihan.

Melihat rumpun bambu yang rimbun, kita bisa melihat bahwa bambu banyak yang condong ke berbagai arah tetapi rumpun bambu tetap merupakan satu kesatuan utuh karena mempunyai jalinan akar yang menyatu, tersambung satu sama lain. Makna yang disa dipetik adalah Xin atau dapat dipercaya. Kebenaran yang lebih kecil harusnya bisa mengalah dengan kebenaran yang lebih besar atau kepentingan bersama.

Ciri khas bambu yang kelima adalah beruas-ruas alias berbuku-buku pada batangnya. Ini melambangkan perlu adanya tahapan, tatanan atau aturan. Selain bisa melambangkan makna Li, ruas bambu juga melambangkan arti pentingnya sebuah proses.

Affiliate Buku

Nilai luhur yang keenam adalah Yi atau kebenran. Simbolnya adalah akar bambu yang menghujam lurus masuk kedalam tanah, ini berarti semua tindakan kita haruslah mempunyai dasar pijakan yang tepat, sehingga bisa dipertanggungjawabkan secara kuat. Bila setiap tindakan kita dilandasi oleh kebenaran, setiap langkah atau tindakan yang kita ambil akan lebih pasti, mantap, tegas dan tidak gamang.

Nilai moral yang ketujuh adalah Lian, Suci Hati, Tulus Hati atau Ketulusan yang dilambangkan jalinan akar bambu. Dengan adanya sifat ini, setiap orang akan dibuka mata hatinya untuk saling menyapa, menolong dan membantu seperti halnya bambu yang kelebihan makanan karena tumbuh ditempat yang lebih subur menolong bambu yang kekurangan makanan karena tumbuh ditempat yang kurang subur melalui transfer makanan lewat jaringan akarnya.

Salah satu sifat manusia yang membedakannya dengan binatang adalah Che atau Tahu Malu. Dengan demikian manusia yang kehilangan rasa Tahu Malunya bisa diartikan sudah kehilangan pula rasa kemanusiannya. Sebagai simbol Che adalah kemempuan bambu menyumbangkan semua bagian dirinya untuk kehidupan. Dengan simbolini manusia dituntut untuk terus belajar agar mempunyai multi talenta seperti bambu. Dengan demikian kehadirannya menambah, sedang ketidakhadirannya akan mengurangi.

Tinggalkan komentar