Definisi & 9 Tahap Cara Kerja Reseller [Lengkap A-Z]

Sekarang ini menjadi reseller merupakan pilihan yang tepat, apalagi yang butuh kerja sampingan. Pahami cara kerja reseller yang dibahas tuntas dalam artikel ini. Bahkan kamu juga akan memahami kelebihan dan kekurangan join reseller ini secara objektif.

Perkembangan dunia teknologi membawa pengaruh yang besar dalam perkembangan jual beli, sebut saja yang ada di marketplace. Ribuan seller bisa berjualan barang-barang di sana mulai dari pakaian, aksesoris, elektronik, alat-alat rumah tangga sampai ke makanan.

Ngomong-ngomong tentang marketplace, pernahkan Anda berbelanja di sana? Jika iya pernahkan Anda dihadapkan pada produk-produk serupa dengan seller (penjual) yang berbeda dan harga yang berbeda-beda pula?

Disitulah banyak pemain reseller dan dropshiper, orang yang tidak memiliki produk bisa ikut jualan di marketplace. Caranya adalah dengan mengupload produk dari supplier kemudian memasangnya dengan harga yang lebih mahal. Dari selisih harga tersebut, di dapatlah keuntungan untuk si droshiper.

Walaupun setiap penjualan mendapatkan keuntungan yang tidak besar, namun apabila dikalikan dengan ratusan bahkan ribuan pembelian tentu besar kan keuntungannya? Itupun tanpa ribet produksi, packing, sampai kirim-kirim. Tinggal duduk di komputer saja ya kan.

Nah agar lebih memahami lagi bagaimana sistem itu bekerja, pada kesempatan kali ini Toko Buku Deepublish akan share mengenai reseller, mulai dari pengertiannya, cara kerja, keuntungannya hingga cara memulainya sampai sukses menjadi jutawan.

Affiliate Buku

Apa Definisi Reseller Itu?

pengertian reseller

Dari asal katanya kita dapat mengartikan, “re” memiliki arti kembali seperti recycle, reboisasi, regenerasi dan lain sebagainya. Sedangkan “seller” berarti penjual. Itu artinya reseller adalah orang yang menjual kembali suatu barang atau produk suatu perusahaan.

Reseller adalah pelaku bisnis atau orang yang menjual kembali produk maupun jasa dari distributor, produsen, atau supplier yang sudah sepakat untuk saling bekerjasama.

Setelah membeli produk, reseller dapat mulai berjualan produk milik supplier. Masalah penentuan harga biasanya antara pihak reseller dan supplier sudah saling sepakat. Umumnya sih tidak boleh berada di bawah harga jual milik supplier.

Apa Perbedaan Reseller dengan Dropshipper?

Reseller dengan dropshipper sebenarnya hampir sama, namun jika ditelisik lebih dalam lagi maka kita akan menemukan celah perbedaannya. Pada sistem reseller biasanya harus ada pembelian awal terhadap produk, sedangkan dropship tidak.

Pada dropship kita tidak perlu memikirkan stok, pada saat ada pemesanan kita tinggal mengirimkan alamat pembeli ke produsen atau supplier. Urusan packing sampai pengiriman adalah urusan supplier. Sementara pada sistem reseller, biasanya mengharuskan untuk memiliki stock.

Walaupun pada praktiknya, banyak reseller yang akhirnya menggunakan sistem dropship. Masih bingung perbedaan keduanya? Kami sudah bahas lengkap sekali mengenai ini, jika ingin membaca silakan kunjungi 8 Perbedaan Reseller & Dropship.

Cara Kerja Reseller

Dari pengertian di atas kita dapat mengetahui sedikit gambaran tentang dunia reseller atau yang bisa kita sebut sebagai penjualan ulang. Pada dasarnya perusahaan atau supplier dapat langsung menjual produknya ke konsumen, namun dikarenakan beberapa alasan seperti biaya promosi mahal, keterbatasan market share sampai kekurangan sumber daya manusia membuat perusahaan menerapkan sistem ini.

Dengan merekrut orang untuk membantu menjualkan produk yang dimilikinya, maka akan sangat menguntungkan perusahaan dalam meningkatkan omset perusahaan. Terlebih lagi perusahaan juga terbantu dalam hal beban promosi dan penjualan, tanpa harus memberikan gaji kepada karyawan sudah ada orang yang menjualkan produknya.

Keuntungan tidak hanya didapat oleh supplier saja, yang membantu menjualkannya pun mendapatkan keuntungan karena tanpa perlu repot-repot memikirkan produksi sudah bisa berbisnis dan mendapatkan untung melalui selisih harga beli dan harga jual.

Jadi cara kerjanya adalah sebagai berikut :

Supplier memiliki barang > Barang dibeli oleh reseller > Dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi > Dapat Uang.

cara kerja reseller

Setelah resmi menjadi anggota reseller biasanya beberapa distributor memperbolehkan resellernya dengan sistem dropship. Dimana kita tidak perlu membeli secara langsung, kita hanya menawarkan produk dengan harga yang kita mau. Ketika ada penjualan, baru kita sampaikan ke produsen dan kita bayar. Produsen akan mengirimkan barang sesuai dengan permintaan kita, metode ini sering disebut dengan “DROPSHIP”.

cara kerja dropshipper

Apakah dengan harga jual yang lebih tinggi bisa laku? Maksud saya disini adalah lebih tinggi dari harga beli di supplier, karena biasanya supplier memberikan harga khusus untuk reseller.

Misalkan saja ada sebuah buku yang dijual secara umum seharga 100 ribu. Jika ada orang yang mau mendaftar reseller buku, ia bisa membelinya dengan harga 80 ribu, dan ia bisa menjualnya kembali dengan harga yang sama (Rp 100 ribu) atau di atasnya.

Dengan kata lain, pelaku tersebut mendapatkan keuntungan sebesar 20 ribu rupiah setiap satu kali pembelian. Bisakah dijual dengan harga Rp 90.000. Biasanya pihak produsen memiliki rules sendiri, dimana tidak boleh ada reseller yang menjual dibawah harga umum. Misalkan boleh itupun dalam rangka promo dan tidak boleh selisihnya terlalu besar.

Promo Buku

Keuntungan dan Kerugian

Menjual lagi produk orang lain memiliki keutungan yang sangat banyak, bahkan jika dikelola dengan serius bisa menjadi income yang besar bagi kita. Berikut ini adalah beberapa keuntungan yang bisa kita dapatkan :

  • Tidak perlu memiliki produk sendiri.
  • Tidak diperlukan modal yang besar, bisa dimulai dengan membeli produk dalam jumlah kecil.
  • Mudah dalam manajemen stok, bahkan di beberapa perusahaan memberikan kemudahan dengan sistem dropship (tanpa harus membeli stok).
  • Dapat mengembangkan bisnis melalui beberapa supplier sekaligus.
  • Mendapatkan harga yang lebih murah.
  • Peluang mendapatkan keuntungan yang besar jika dikelola dengan serius.
  • Dapat membranding nama bisnis kita sendiri, dan jika sudah besar kapanpun bisa mulai memperoduksi produk sendiri.
  • Keuntungan yang lain, baca di: 11 Keuntungan Jadi Reseller Sejak Dini

Kerugian :

  1. Jika dimulai dari “nol” perlu strategi untuk penetrasi pasar, apalagi jika memiliki banyak pesaing sesama reseller.
  2. Harus pintar-pintar mencari celah yang belum dimasuki reseller lain.

Baca lebih lanjut : Keuntungan Menjadi Reseller Yang Perlu Anda Tahu

Cara Memulai Jadi Reseller Sukses

Sebelum Anda memilih produk apa yang dijual kembali, ada beberapa hal yang perlu dan wajib untuk kita pertimbangkan. Beberapa pertimbangan di bawah ini diperlukan untuk meminimalisir terjadinya kerugian dan penyesalan yang diakibatkan karena salah memilih jenis produk dan supplier. Apa sajakah itu? Let’s go it..

1. pilih Jenis Produk

pilih produk untuk dijual

Langkah pertama untuk memulai menjadi reseller adalah memilih produk yang sesuai dan berpeluang besar. Lalu produk seperti apa? Dan bagaimana cara menganalisisnya?

  • Cobalah untuk riset di beberapa marketplace, group jual beli dan sosial media.
  • Identifikasi produk mana saja yang belum memiliki pesaing.
  • Pertimbangkan juga masalah harga, keuntungan, supplier, perkiraan modal dan kemudahan dalam promosi (branding).
  • Sesuaikan dengan minat, kesukaan dan modal yang dimiliki.
  • Pada intinya, pilih produk yang memiliki peluang besar, pesaing sedikit dan banyak yang membutuhkannya.

2.  Pilih Supplier

pilih supplyer

Setelah menemukan produk yang sesuai bisa langsung mulai cari-cari tempat yang cocok untuk dijadikan sebagai supplier atau tempat kita mengambil produk untuk kita jual kembali. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih supplier yaitu sebagai berikut :

  • Pilih supplier yang menawarkan produk dengan kualitas dan harga terbaik.
  • Pertimbangkan lokasi supplier, karena pengaruh pada biaya pengiriman.
  • Pilih supplier yang memiliki manajemen stok yang bagus, jangan sampai ketika Anda butuh barangnya tapi stok di supplier tidak tersedia.
  • Pilih supplier yang memiliki track record yang baik, fast respon dan bisa diandalkan.
  • Tanyakan tentang minimal pembelian, kebijakan ketika produk rusak/cacat, garansi, pembagian komisi dan lain sebagainya.

3. Tetapkan STP (Segmenting, Targetting, Positioning)

Setelah menemukan produk dan supplier yang pas untuk Anda, selanjutnya bisa meracik terkait dengan target Anda. Produk tersebut mau dijual ke siapa?

Dimulai dari segmentasi pasar, Anda bisa mengelompokkan kedalam beberapa segmen seperti wanita atau pria? lokasinya mana? bekerja di mana?

Setelah itu dipersempit lagi dengan targetting, dari pria atau wanita tersebut Anda pilih yang usianya berapa? Sukanya apa? Pekerjaannya apa?

Setelah ketemu, misalkan produk saya adalah buku kuliah. Maka saya bisa target saya adalah pria wanita usia 18 – 25 tahun yang berprofesi sebagai Mahasiswa di Yogyakarta.

Setelah jelas targetnya, langkah selanjutnya adalah pikirkan positioning di benak konsumen. Kamu mau meletakkan produkmu itu seperti apa, apakah buku termurah se jogja, buku paling berkualitas, buku paling lengkap dll.

4. Hitung Modal Awal

Setiap bisnis pasti ada modal yang harus kita keluarkan, modal dapat berupa uang atau barang yang digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan sebuah pekerjaan. Dalam sebuah bisnis modal ini berarti uang/barang yang akan dipekerjakan kembali sehingga dapat menghasilkan profit.

Modal ini perlu kita persiapkan agar bisnis kita nanti dapat berjalan semestinya. Maka langkah pertama adalah menghitung perkiraan modal yang kita butuhkan, sebagai reseller setidaknya yang perlu dihitung antara lain :

  • Modal awal untuk beli produk.
  • Biaya transportasi.
  • Biaya peralatan dan perlengkapan bisnis.
  • Biaya promosi, internet, dll.
  • Biaya tak terduga.

Ketika sudah didapat perkiraan jumlah modal yang kita butuhkan, selanjutnya bisa kita bandingkan dengan budget yang kita miliki. Jika budget kita tidak memenuhi, bisa mengurangi rincian anggaran di atas.

5. Tetapkan Harga

Harga adalah faktor penting dalam sebuah produk, harga merupakan ukuran nilai dalam mata uang. Seyogyanya nilai ini mampu mewakilkan manfaat dan kualitas produk, jika produk tersebut memiliki kualitas yang tinggi maka sah-sah saja apabila dipatok dengan harga yang tinggi. Begitu juga sebaliknya.

Ketika Anda menjadi reseller penetapan harga tidak seribet jika kita memproduksi sendiri, namun tetap perlu Anda perhatikan, karena ini menyangkut keuntungan yang akan Anda dapatkan.

Pada dasarnya penentuan harga produk di dapat dari >> Harga pokok + Biaya-biaya + Keuntungan = Harga Jual.

Harga pokok adalah harga asli dari suplier, semisal harga 1 buku dari suplier adalah 40.000, itulah yang disebut harga pokok.

Biaya-biaya dapat berupa biaya transportasi, biaya promosi, biaya packing dan biaya internet/komunikasi.

Sementara keuntungan adalah untuk yang ingin kamu dapat. Kamu bisa mematok keutungan sebesar 10 – 20%. Baru setelah itu didapat harga jual setiap produk.

6. Pilih Media Jualan

online marketing - reseller

Hal yang tidak kalah penting adalah memilih dimana kamu akan menjual produkmu itu, apakah akan di facebook, instagram, website atau marketplace. Terus dari kesemua pilihan itu mana yang paling terbaik? Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan masing-masingnya :

Facebook dan Instagram : Platform ini sangat cocok untuk produk dengan target di usia muda, dan produk yang kaitannya dengan lifestyle, hobi dan aktivitas sehari-hari. Untuk memaksimalkan bisa menggunakan ads berbayar, dengan begitu dapat lebih tertarget atau tepat sasaran.

Baca juga : 6 Tips Menjual Buku Di Instagram Agar Laris Manis

Website : Cocok untuk hampir semua jenis produk. Diperlukan keahlian teknis untuk dapat mengelola website ini. Website juga bisa digunakan untuk meningkatkan kredibilitas dan kepercayaan.

Marketplace : Hampir sama seperti website, namun optimasinya lebih mudah dan bisa dimaksimalkan dengan ads berbayar. Pilihan marketplace ada shopee, tokopedia, bukalapak dan lazada,

7. Lakukan Strategi Promosi

Sebuah produk dapat laris apabila banyak yang tahu dan tertarik untuk membeli, maka langkah pertama adalah membuat konsumen tahu terlebih dahulu. Selain secara organik, bisa juga dengan iklan.

Sementara itu iklan tidak akan efektif apabila tidak dibarengi dengan faktor pendorong pembelian. Faktor pendorong ini dapat berupa diskon, kupon, cashback dan berbagai jenis lainnya.

Bagaimana menentukan diskon? Untuk diskon kamu bisa memilih produk-produk yang sedang dicari dan yang paling tidak laku.

Lalu bukankah diskon akan membuat keuntungan semakin sedikit? Iyaa memang, tapi bisa juga dinaikkan terlebih dahulu baru di diskon. Pada intinya diskon hanyalah untuk mempengaruhi psikologi konsumen.

Baca juga: Contoh Status WA untuk Jualan

8. Beri Pelayanan Terbaik

Untuk menjadi reseller yang sukses perlu memberikan layanan terbaik, beberapa yang bisa jadi pertimbangan untuk meningkatkan layanan adalah sebagai berikut :

  • Fast respon : Jangan buat konsumen menunggu, respon yang terlalu lama akan membuat calon konsumen pergi.
  • Ramah : keramahan salah satu faktor penting untuk mengikat konsumen agar membeli di tempat kita.
  • Sabar : seringkali kita temukan konsumen yang banyak bertanya, banyak komplain dan banyak maunya. Sebagai seorang seller kita harus sabar dalam melayani konsumen.

9. Kembangkan Bisnismu

Menjadi reseller terbuka lebar untuk berkembang, kita tidak hanya berpatok pada satu suplier saja. Kita bisa melengkapi produk di toko kita dengan berbagai macam jenis produk dari suplier lain.

Selain diperlengkap produknya, kita juga bisa mengembangkan pasar kita. Semisal jika awalnya hanya di Indonesia saja, coba sekali-kali di eksport ke luar negeri. Atau misal awalnya hanya produk untuk Pria, bisa diperluas dengan menambah segmen wanita.

Tertarik Menjadi Reseller?

Bulan ini kami membuka pendaftaran reseller buku, target utama kami adalah para mahasiswa, dosen atau kamu yang ingin mencari kerja sampingan. Peluang masih terbuka lebar karena belum banyak yang bermain di sana. Lihat infonya di : Program Reseller Buku (Mumpung Ada Diskon)

Kurang lebih di atas adalah artikel tentang dunia reseller mulai dari pengertian, cara kerja, keuntungan-kerugian dan cara memulai menjadi reseller. Semoga bermanfaat !

FAQ Mengenai Reseller

Apa itu Reseller?

Reseller adalah pelaku bisnis atau orang yang menjual kembali produk maupun jasa dari distributor, produsen, atau supplier yang sudah sepakat untuk saling bekerjasama.

Apa perbedaan reseller dan dropship?

Beda keduanya tidak terlalu jauh, tetapi untuk cara kerjanya sudah dijelaskan dalam artikel ini. Jika ingin memahami bedanya, sudah dirangkum dalam 8 perbedaan reseller dan dropship.

Open reseller artinya?

Open reseller artinya toko atau produsen yang memiliki produk membuka kesempatan orang lain untuk menjualkan produknya sehingga membuka kesempatan menjadi reseller.

Selanjutnya bisa baca artikel yang lain :

Tinggalkan komentar